Stadion Chao Anouvong, Vientiane, Laos, pada Senin (7/12) silam, telah melahirkan mimpi buruk sepakbola Indonesia, setelah tuan rumah mempermalukan timnas U-23 Indonesia dengan skor 2-0.
Kekalahan dari Laos di babak penyisihan grup B cabang olahraga sepakbola SEA Games 2009 itu menjadi momen terburuk, karena untuk pertama kalinya sepanjang sejarah, Indonesia dikalahkan Laos, negara yang selama ini selalu menjadi lumbung gol bagi Indonesia.
Tapi pada hari itu, pasukan pelatih Alfred Riedl, arsitek asal Austria yang belakang dipinang PSSI untuk membesut timnas junior, benar-benar menghadirkan mimpi buruk dan menorehkan tinta hitam bagi perjalanan panjang sepakbola Indonesia.
Terlebih karena kekalahan dua gol tanpa balas itu membuat peluang Indonesia melaju ke babak berikut menjadi berat, dan memaksa ‘Merah Putih’ junior untuk ‘angkat koper’ lebih awal dari ajang multi even bergengsi di kawasan Asia Tenggara.
Padahal jauh-jauh hari sebelum tampil di ajang tersebut, pengurus PSSI dan bahkan ketua Badan Tim Nasional (BTN) kala itu Rahim Soekasah berkoar-koar akan membawa pulang medali emas SEA Games, yang sudah cukup lama lepas dari genggaman.
Timnas U-23 ini memang sedikit memberikan harapan ketika bermain imbang 2-2 dengan Singapura di laga perdana. Tapi kekalahan 2-0 dari Laos dan digebuk Myanmar 3-1, dua tim yang selama ini menjadi kelas dua di ASEAN, jelas menjadi sejarah buruk untuk sepakbola Indonesia.
Sumber : goal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar